It is Me

It is Me
First life

Sunday, November 25, 2012

Impetigo

Horay, kemarin aku genap berusia 7 bulan :) dan beratku sudah 7.6kg, tinggi 67cm dan masih ASI full juga.
Makanku juga banyak karena aku suka makan apalagi kalau manis dan enak :p.

Di usia 7 bulan kemarin ini, aku juga periksa kulit ku karena ada bintik merah yang awalnya hanya setitik kemudian tiba-tiba membesar dan meluas seperti luka bakar.



Untung mama ku tanggap jadi pasca 3 hari semakin lebar, mamaku pergi ke dokter anak siapapun, awalnya didiagnosis itu adalah efek samping akibat suntikan imunisasi, kemudian dikasih salep untuk dipakai setiap mandi.

Tak percaya dengan dokter itu, akhirnya mamaku menunggu 2 hari untuk pergi ke dokter ku yang biasanya, dan lain dokter lain pendapat, aku dibilang kena yang namanya impetigo.

Menurut Dsa ku impetigo itu adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri bisa bakteri stafilokokus atau streptokokus. Cara penularan nya pun bisa macam-macam, bisa karena kurang menjaga kebersihan, atau ada luka kemudian bakterinya bisa masuk. Untuk pengobatannya Dsa ku memberi salep antibiotik yang tidak mengandung steroid.


Salah satu sumber dari http://health.kompas.com/direktori/yourbody/158/Impetigo

Impetigo adalah penyakit infeksi kulit yang sangat menular yang umumnya terjadi pada bayi dan anak-anak. Impetigo biasanya berupa luka merah pada wajah, khususnya disekitar hidung dan mulut. Meskipun ini biasa terjadi ketika bakteri masuk ke dalam tubuh melaluui kulit yang rusak atau terluka, ini juga dapat terjadi pada kulit yang sehat.
Impetigo jarang yang serius, dan biasanya hilang dengan sendirinya dalam dua sampai tiga minggu. Tetapi karena impetigo terkadang dapat menimbulkan komplikasi, anak anda dapat memilih pengobatan salep antibiotik ataupun antibiotik minum.

Tanda dan gejala impetigo antara lain:

  • Noda merah yang dengan cepat pecah dan mengeluarkan cairan dalam beberapa hari, kemudian membentuk bekas yang kuning kecokelatan
  • Gatal
  • Benjolan berisi cairan yang tidak terasa sakit
  • Pada bentuk yang lebih serius, luka yang berisi cairan atau nanah yang masuk ke dalam bisul
Jenis impetigo:

  • Impetigo contagiosa. Merupakan bentuk paling umum dari impetigo, yang biasanya dimulai dengan noda merah pada wajah, paling sering di sekitar hidung dan mulut. Luka dengan cepat memecah dan mengeluarkan cairan atau nanah yang kemudian membentuk kerak berwarna kuning. Luka tersebut mungkin gatal, akan tetapi tidak terasa sakit.
  • Bullous impetigo. Umumnya diderita oleh bayi dan anak dibawah usia 2 tahun. Impetigo ini tidak menyebabkan rasa sakit dan berisi cairan –biasanya pada pinggul, lengan atau leher. Kulit disekitarnya biasanya merah dan gatal tetapi tidak terluka. Benjolan berisi cairan ini dapat pecah dan menyisakan kerak berwarna kekuningan, dapat besar atau kecil, dan dapat hilang lebih lama daripada impetigo jenis lainnya.
  • Ecthyma. Merupakan jenis impetigo yang lebih serius yang terdapat di lapisan dalam kulit (dermis). Tanda dan gejala antara lain luka berisi cairan atau nanah yang terasa sakit, biasanya pada kaki. Kemudian memecah dengan kerak yang berwarna kuning keabu-abuan dank eras. Bekas akan tertinggal setelah luka sembuh. Ecthyma dapat juga menyebabkan pembengkakan kelenjar limpa pada area yang terkena.
Penyebab
Ada dua jenis bakteri yang menyebabkan impetigo –staphylococcus aureus dan streptococcus pyogenes. Kedua jenis bakteri ini dapat hidup di kulit anda sampai mereka masuk ke dalam tubuh melalui luka dan menyebabkan infeksi.
Pada orang dewasa, impetigo biasanya disebabkan dari cedera pada kulit –sering disebabkan oleh kondisi kulit lain seperti dermatitis. Anak-anak umumnya terinfeksi melalui luka atau gigitan serangga, tetapi mereka juga bisa mengalami impetigo tanpa memiliki cedera kulit apapun.
Anda terkena bakteri yang menyebabkan impetigo ketika anda secara sengaja atau tidak melakukan kontak dengan mereka yang terinfeksi atau dengan benda yang mereka gunakan, seperti pakaian, kasur, handuk dan bahkan mainan. 

Faktor risiko
Meskipun siapa saja bisa mengalami impetigo, anak berusia 2 sampai 6 tahun dan bayi adalah yang paling banyak mengalaminya. Anak secara khusus rentan mengalami infeksi karena sistem imun mereka masih dalam tahap perkembangan. Karena itulah impetigo dapat dengan menyebar melalui kelompok bermain atau di sekolah.
Faktor lain yang meningkatkan impetigo antara lain:

  • Bersentuhan langsung dengan mereka yang terkena impetigo atau dengan peralatan yang terkontaminasi
  • Kondisi yang ramai
  • Cuaca panas dan lembab
  • Berpartisipasi pada kegiatan olahraga yang memungkinkan untuk bersentuhan kulit, seperti sepakbola atau gulat

Mereka yang memiliki diabetes atau sistem imun yang lemah secara khusus lebih rentan terkena ecthyma, jenis impetigo yang lebih serius.

Pencegahan
Menjaga kulit tetap bersih adalah jalan terbaik untuk menjaga kulit tetap sehat. Obati luka terbuka, gigitan serangga dan bentuk luka lain secara benar dengan membersihkan area yang terluka dengan menggunakan antibiotik.
Jika seseorang dalam keluarga anda memiliki impetigo, lakukan tindakan berikut untuk mencegahnya menular:

  • Cuci area yang terinfeksi dengan sabun lembut dan air mengalir
  • Cuci pakaian mereka yang terinfeksi setiap hari dan jangan berbagi penggunaan
  • Gunakan sarung tangan ketika menggunakan salep antibiotik dan segera cuci tangan anda setelahnya
  • Potong kuku anak yang terinfeksi untuk menghindari kerusakan kulit akibat menggaruk area yang terinfeksi
  • Cuci tangan secara teratur
  • Jaga anak anda tetap dirumah sampai dokter mengizinkan


======================================================================

Horay, yesterday I reached the age of 7 months :) and my weight is 7.6kg,67cm high and is still breastfeeding full well.
My eating too much because I like to eat especially if sweet and delicious :p.

At the age of 7 months ago, I also check my skin because there is a rash that initially only a speck then suddenly enlarged and spread like burns.

Luckily my mom so responsive after 3 days getting wider, my mama went to the pediatrician who, initially diagnosed it was side effects from immunization injections, then given an ointment to use every bath.

Do not believe the doctor, my mother ended up waiting 2 days to go to my doctor normally, and so another doctor opinion, I sort of got the name impetigo.

According to my pediatrician, impetigo is a skin infection caused by bacteria. The bacteria staphylococcus or streptococcus bacteria can. Bacteria mode of transmission could be anything, could be due to lack of hygiene, or no bacteria can enter the wound. For treatment my pediatrician gave me an antibiotic ointment that does not contain steroids.

One source of http://health.kompas.com/direktori/yourbody/158/Impetigo

Impetigo is a disease which is highly contagious skin infection that usually occurs in infants and children. Impetigo is usually a red sores on the face, especially around the nose and mouth. Although this usually happens when the bacteria enter the body melaluui damaged or injured skin, it can also occur in healthy skin.
Impetigo is rarely serious and usually disappear on their own within two to three weeks. But because impetigo can sometimes lead to complications, your child can choose antibiotic treatment or antibiotic ointment to drink.

Signs and symptoms of impetigo include:

  • Red stain that quickly rupture and leak within a few days, then formed yellow-brown scars Itch
  • Fluid-filled lump that does not hurt
  • On a more serious form, wound fluid or pus into the abscess

Types of impetigo:

  • Impetigo contagiosa. It is the most common form of impetigo, which usually starts with red spots on the face, most often around the nose and mouth. Luka quickly break down and remove fluid or pus which then forms a yellow crust. The wound may itch, but not pain.
  • Bullous impetigo. Commonly affects infants and children under the age of 2 years. Impetigo is not causing pain and fluid-usually in the hips, arms or neck. Surrounding skin is usually red and itchy but not injured. Fluid-filled bumps may rupture, leaving a yellowish crust, can be large or small, and can disappear longer than other types of impetigo.
  • Ecthyma. Is a more serious type of impetigo contained in the inner layer of skin (dermis). Signs and symptoms include sores filled with fluid or pus that feels pain, usually in the legs. Then break up the crust of the yellow-gray dank eras. The former will be left after the wound is healed. Ecthyma can also cause swelling of lymph nodes in the affected area.
Cause
There are two types of bacteria that cause impetigo-staphylococcus aureus and streptococcus pyogenes. Both types of bacteria can live on your skin until they enter the body through wounds and cause infection.
In adults, impetigo is usually caused from injury to the skin often caused by other skin conditions such as dermatitis. Children are usually infected through wounds or insect bites, but they also may have impetigo without having any skin injury.
You are exposed to the bacteria that cause impetigo when you intentionally or no contact with those infected or with objects that they use, such as clothing, bedding, towels and even toys.

Risk factors
Although anyone may develop impetigo, children aged 2 to 6 years and a baby is the most experienced. Children are particularly susceptible to infection because their immune systems are still in the development phase. That's why impetigo can spread through the playground or at school.
Other factors that increase the impetigo include:

  • Direct contact with those affected by impetigo or with contaminated equipment
  • Conditions bustling
  • The weather was hot and humid
  • Participating in sports activities that allow for skin contact, such as football or wrestling

Those who have diabetes or weakened immune systems are particularly susceptible ecthyma, impetigo more serious kind.

Prevention

  • Keeping skin clean is the best way to keep skin healthy. Treat open wounds, insect bites and other injuries form properly by cleaning the injured area by using antibiotics.
  • If someone in your family has impetigo, perform the following actions to prevent infectious:
  • Wash the affected area with mild soap and running water
  • Wash their clothes are infected every day and do not share the use of
  • Use gloves when using an antibiotic ointment and wash your hands afterwards
  • Cut nails infected children to prevent skin damage caused by scratching the affected area
  • Wash your hands regularly
  • Keep your child remain at home until the doctor allows





Thursday, November 8, 2012

Allergy-Atopic Dermatitis

Memang menjadi Ibu adalah tugas mulia, karena selain harus bekerja juga harus memantau si kecil dan bapaknya tentunya :). I love you mom.

Umur aku sekarang 6 bulan 15 hari. Sudah hampir 1 bulan di badanku masih ada bintik-bintik merah di daerah dada dan perut. Analisa dokter ku waktu 2 minggu lalu adalah aku alergi makanan sehingga harus hati-hati dengan makanan yang aku makan, padahal aku baru makan belum ada sebulan. Dokter ku pun memberikan salep dermovel dan ceradan dimana setelah dipakai malah membuat kulit anak ku seperti muncul putih-putih panu.

Sebagai mama yang baik, aku kemudian dibawa ke dokter lain untuk tahu apakah yang terjadi pada diriku. Aku akhirnya bertemu sama dokter yang ramah sekali dan memberikan penjelasan panjang lebar. Bintik-bintik merah ku adalah dermatitis atopik yang bisa disebabkan karena alergi debu, panas, dan sebagainya bukan makanan. Bisa terjadi karena keringat berlebihan (dan aku memang keringatan secara aku adalah bayi yang aktif :) hihihihi).

Jadi tidak perlu membatasi makanan, tapi tetap harus menerapkan "4 days rule" untuk jaga-jaga alergi makanan. Dermatitis Atopik yang aku alamin juga mudah hanya setiap keringatan, dibasuh air dan jangan air hangat karena akan merangsang bintik-bintiknya dan selalu dilap kering.

Dermatitis Atopik adalah bagian dari alergi. Berikut aku kutip dari website ikatan dokter Indonesia mengenai alergi pada anak.

Dikutip dari : http://www.idai.or.id/kesehatananak/artikel.asp?q=199741315235


Secara umum alergi adalah suatu reaksi kekebalan yang menyimpang/ berubah dan normal yang dapat menimbulkan gejala yang merugikan tubuh. Penyakit alergi ini merupakan salah satu penyakit yang dapat diturunkan. Angka kejadian alergi pada anak di Indonesia belum banyak diteliti. Dan penelitian yang kami lakukan di Kelurahan Utan Kayu Jakarta pusat didapatkan 25.5% anak yang menderita alergi dengan perincian rinitis alergika 9,0 %, asma 6,9%, dermatitis atopik 4,9% dan urtikaria 4,5%
Dalam tubuh kita dikenal 5 Jenis antibodi atau imunoglobulin yaitu imunoglobulin G,A,M,E dan D. Imunoglobulin E adalah antibodi yang banyak. berperan pada reaksi alergi. Dalam tubuh penderita alergi, imunoglobulin E terdapat dalam kadar yang tinggi terutama imunoglobalin E yang spesifik terhadap zat-zat tertentu yang menimbulkan reaksi alergi (zat alergen) . Misalnya debu rumah nite ( tungau debu rumah ), bulu binatang, serbuk bunga atau makanan tertentu seperti telur, susu, ikan laut dan lain-lain. Gejala alergi ini dapat mengenai sistim saluran napas ( asma, rinitis ), saluran cerna ( diare, muntah ), kulit ( biduran, eksim ), mata ( konjungtivitas alergika ) serta susunan saraf (sakit kapala dll.).

Beberapa jenis penyakit alergi pada anak



1. Asma bronkial
Penyakit asma pada anak mempunyai dampak yang luas terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Kekurangan oksigen yang menahun pada anak dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan badan maupun intelektualnya. Penyakit asma ini merupakan salah satu penyebab seringnya anak tidak masuk sekolah. Selain dampak terhadap ekonomi akibat besarnya biaya pengobatan, asma pada anak juga dapat mengganggu irama kehidupan keluarga akibat seringnya anak mendapat serangan asma.
Gejala klinis asma bervariasi dari yang ringan sampai berat. Gejala khas asma adalah adanya sesak napas yang berulang disertai napas berbunyi. Batuk kering merupakan gejala awal yang biasanya terjadi pada malam dan menjelang pagi hari Selanjutnya batuk disertai dahak yang kental. Gejala ini sering disertai pilek-pilek (rinitis alergika). Gejala ini biasanya terjadi setelah 4 - 8 jam kontak dengan bahan alergen seperti debu rumah dan tungaunya (mite), serbuk bunga, bulu binatang dll. Gejala asma juga dapat dicetuskan oleh latihan fisik ("excercise induced asthma") dan bila banyak tertawa.
Penanganan asma yang terpenting adalah pencegahan terjadinya serangan asma.
2. Rinitis alergika
Gejala rinitis alergika berupa bersin-bersin disertai gatal-gatal pada hidung dengan ingus yang encer sebanyak kurang lebih 20 ml setiap jam. Gejala ini sering disertai gejala hidung tersumbat yang menyebabkan anak rewel dan sulit tidur. Rasa gatal kadang-kadang terasa pada langit-langit dan telinga. Gejala-gejala gatal, merah dan berair pada mata sering menyertai gejala rinitis alergika. Kadang-kadang gejala rinitis alergika ini disertai gejala sinusitis yaitu peradangan sinus (rongga udara) di sekitar hidung.
Prinsip pengobatan rinitas alergika juga sama dengan prinsip pengobatan penyakit alergi pada umumnya yaitu menghindari faktor penyebab (debu rumah, serbuk bunga, makanan tertentu dll.).
3. Urtikaria
Pada penderita alergi, urtikaria akut dapat terjadi akibat reaksi alergi terhadap obat-obat tertentu, bahan-bahan alergen seperti makanan, debu, tungau debu rumah, atau gigitan serangga. Selain oleh karena alergi, urtikaria juga dapat disebabkan oleh suhu yang dingin, panas, tekanan, goresan dan lain-lain.
Gejala urtikaria ini dapat terjadi segera atau beberapa hari setelah kontak dengan bahan penyebab. Sebagian besar yaitu sekitar 75% urtikaria yang kronik sulit diketahui sebabnya. Kadang-kadang gejala urtikaria dapat menjadi berat dengan gejala penyerta yaitu syok anafilaksis yang dapat rnenyebabkan kematian.
Pengobatan pada urtikaria umumnya sama dengan penyakit alergi lainnya yaitu menghindari faktor penyebab.
4. Dermatitis atopik
GeJala dermatitis atopik pada bayi berupa kemerahan pada kulit bentol-bentol kemerahan, berisi cairan, keropeng disertai kulit pecah-pecah atau lecet. Gejala ini sering mengenai pipi, siku dan tepi pinggir kulit anggota gerak bawah dan selanJutnya dapat menyebar ke daerah selangkangan. Pada usia selanjutnya , kelainan ini terdapat pada lipat siku, lipat lutut, tengkuk dan pergelangan tangan. Kulit menjadi lebih kering dan tebal, mengelupas dan pada penyembuhan meninggalkan warna yang lebih pucat atau kehitaman. Pada anak yang lebih tua , kelainan ini dapat mengenai kulit kelopak mata, telapak tangan dan kaki. Kadang-kadang dapat disertai katarak (kekeruhan lensa mata) serta radang mata. Infeksi sekunder dapat terjadi oleh kuman yang menimbulkan nanah.
Untuk mengobati penyakit ini yang paling penting adalah mengatasi rasa gatal dengan pemberian obat golongan antihistamin, menghindari udara yang terlalu panas dan kering serta mengurangi pengeluaran keringat. Garukan sebaiknya dihindari karena dapat rnenyebabkan kelainan yang lebih hebat dan infeksi sekunder. Untuk mencegah kekeringan dapat diberikan lanolin. Pada kelainan yang hebat dapat digunakan kasa steril untuk menutup kulit yang terkena. Antibiotika diberikan bila terjadi infeksi sekunder.
5. Konjungtivitas alergika
Mengenai pengobatan alergi pada mata, untuk menghilangkan gejala biasanya diberikan obat tetes mata golongan steroid dosis rendah
6. Alergi makanan
Telur ayam juga sering merupakan alergen yang penting pada anak terutama anak yang menderita dermatitis atopik. Anak yang mempunyai alergi terhadap telur ini juga belum tentu mempunyai alergi terhadap daging ayam maupun bulu ayam, akan tetapi dapat timbul reaksi alergi bila diberikan vaksin yang ditanam pada kuning telur seperti vaksin campak.
Ikan merupakan alergen yang kuat terutama ikan laut. Bentuk reaksi alergi yang sering ialah berupa urtikaria atau asma. Pada anak yang sangat sensitif dengan hanya mencium bau ikan yang sedang dimasak dapat juga menimbulkan sesak napas atau bersin-bersin. Jenis makanan laut yang lain (΄seafood΄) yang sering menimbulkan alergi adalah udang kecil, udang besar (lobster) dan kepiting. Gejala yang sering timbul malah urtikaria. Alergi terhadap makanan ini tidak selalu berarti alergi terhadap ikan laut.
Kacang-kacangan seperti kacang tanah, kacang mede dan sejenisnya dapat menyebabkan reaksi akan tetapi biasanya bersifat ringan. Gejalanya biasanya berupa gatal-gatal di tenggorokan.
Sayur dan buah-buahan Juga dapat menimbulkan reaksi alergi yang berupa gatal-gatal pada mulut. sifat alerginya bisanya hilang bila dimasak selama 2 menit atau diletakkan dalam ΄freezer΄ selama 2 minggu. Alergen terhadap sayur dan buah-buahan ini sering terdapat pada penderita rinitis alergika yang mempunyai alergi terhadap serbuk bunga tanaman. Anak yang mempunyai alergi terhadap sayur dan buah-buahan biasanya juga alergi terhadap kacang-kacangan, apel, peach, cherry, pear dan wortet. Jeruk sering Juga menyebabkan kemerahan pada kulit bayi dan anak.
Kacang kedelai dan sejenisnya mempunyai sifat alergen yang rendah. Kacang kedelai sering digunakan sebagai pengganti susu sapi pada anak yang mempunyai alergi terhadap susu sapi. Sifat alergenitasnya akan berkurang dengan pemanasan.
Gandum biasanya dapat menimbulkan reaksi alergi dalam bentuk tepung bila dihirup. Bila dimakan tidak selalu menimbulkan reaksi alergi karena gandum akan dicernakan oleh enzim pencernaan di lambung.

Tindakan pencegahan terjadinya alergi
1. Penghindaran
Tindakan penghindaran akan berhasil bila penyebab/ pencetus terjadinya alergi diketahui. Salah satu cara untuk mengetahui pencetus alergi ialah dengan melakukan uji kulit ( test alergi ) disamping hasil pengamatan yang cermat sehari-hari oleh orang tua penderita. Dari hasil pemeriksaan test alergi dapat diketahui zat-zat yang menimbulkan alergi . Beberapa zat terutama makanan kadang-kadang tidak ada hubungan yang jelas antara hasil test dengan gejala alergi. Hal ini disebabkan anak yang mempunyai alergi terhadap makanan belum tentu karena alergi terhadap makanan itu sendiri, akan tetapi alergi terhadap zat-zat hasil pemecahan/ metabolisme makanan dalam tubuh. Selain test alergi pada kulit, Juga dapat dilakukan pemeriksaan kadar imunoglobulirn E yang spesifik dalam darah terhadap zat-zat tertentu yang dicurigai menimbulkan alergi.
2. Cara hidup yang baik
Cara hidup yang baik perlu diperhatikan pada pendenita alergi yaitu cukup istirahat, olahraga teratur, disiplin dalam diet yang ditetapkan serta hidup dalam lingkungan dengan zat alergen yang minimal.
3. Pemakaian obat-obatan.
Obat-obatan pencegahan dibetikan pada penderita alergi yang kronis/berat atau yang sering kambuh. Pemberian imunoterapi/ desensitisasi ( pengebalan terhadap alergen ) hanya berhasil bila penderita hanya mempunyai alergi terhadap satu zat saja.


====================================================================


Mother is indeed a noble task, because in addition to working well should monitor the child and the father of course :). I love you mom.

Now my age is 6 months and 15 days. It has been almost one month in my body still red spots on the chest and abdomen. Analysis doctor 2 weeks ago I was allergic to the food so I need to be careful with the food I eat, and I just starting eat less than a month. My doctor also gave ointment dermovel and ceradan which actually makes the skin after use as it appeared in white phlegm.

As a good mother, I was then taken to another doctor to know what happened to me. I finally met the doctors were very friendly and gave details explanations. My red spots are atopic dermatitis can be caused by allergies dust, heat, and so instead of food. Could occur due to excessive sweating (and I was sweating it I was an active baby :) hihihihi).

So no need to restrict food, but still have to implement the "4 days rule" in case of food allergies. Atopic Dermatitis I have got is easy to minimize by just every sweaty, washed water and not hot water because it will stimulate the spots and always wipe dry.

Atopic Dermatitis is part of the allergy. Here I quote from the website ties Indonesia physician regarding allergies in children.

Quoted from: http://www.idai.or.id/kesehatananak/artikel.asp?q=199741315235

In general allergy is an immune reaction to a distorted / transformed and normal which can cause symptoms that are detrimental to the body. Allergic disease is one disease that can be inherited. The incidence of allergies in children in Indonesia has not been much studied. And the research we do in the Village of Central Jakarta Utan Kayu obtained 25.5% of children suffer from allergic rhinitis with detailed 9.0%, 6.9% asthma, atopic dermatitis and urticaria 4.9% 4.5%
In our bodies known type 5 antibodies or immunoglobulins are immunoglobulin G, A, M, E and D. Immunoglobulin E is an antibody that much. play a role in allergic reactions. In the body of people with allergies, immunoglobulin E present in particularly high levels imunoglobalin E specific to certain substances that cause allergic reactions (allergens substances). Eg house dust nite (house dust mites), animal dander, pollen or certain foods such as eggs, milk, fish and others. This allergy symptoms can affect respiratory system (asthma, rhinitis), gastrointestinal (diarrhea, vomiting), skin (urticaria, eczema), eyes (allergic conjunctivitis) and nervous system (pain Kapala etc..).

Several types of allergic diseases in children
1. Bronchial Asthma
Asthma in children have a broad impact on the growth and development of children. Chronic oxygen deficiency in children can lead to stunted growth and intellectual bodies. Asthma is one of the frequent causes children to miss school. In addition to the impact on the economy due to the cost of treatment, asthma in children can also disrupt the rhythm of family life due to frequent child had an asthma attack.
Clinical symptoms of asthma vary from mild to severe. Typical symptoms of asthma is the presence of recurrent breathlessness accompanied by wheezing sound. Dry cough is an early symptom that usually occurs at night and by the next morning cough with thick sputum. These symptoms are often accompanied by a cold, runny nose (allergic rhinitis). These symptoms usually occur after 4-8 hours of contact with allergens such as house dust and tungaunya (mite), pollen, animal dander, etc.. Symptoms of asthma can also be triggered by physical exercise ("excercise induced asthma") and when a lot of laughs.
The most important asthma management is the prevention of asthma attacks.
2. Allergic rhinitis
Symptoms of allergic rhinitis such as sneezing with itchy watery snot nose of approximately 20 ml per hour. These symptoms are often accompanied by symptoms of nasal congestion that causes the child fussy and difficult to sleep. Itching is sometimes felt on the palate and ears. The symptoms of itchy, red and watery eye symptoms often accompany allergic rhinitis. Sometimes symptoms of allergic rhinitis is accompanied by symptoms of sinusitis is inflammation of the sinuses (air cavity) around the nose.
The principle of equal treatment rinitas also allergic to the principles of treatment of allergic diseases in general is to avoid the causes (house dust, pollen, certain foods, etc..).
3. Urticaria
In people with allergies, acute urticaria may occur due to an allergic reaction to certain drugs, materials such as food allergens, dust, house dust mites, or insect bites. In addition because of allergies, urticaria can also be caused by the cold temperatures, heat, pressure, and other scratches.
Urticaria symptoms may occur immediately or several days after contact with the substance causes. Much of which is about 75% with chronic urticaria is difficult to know why. Sometimes symptoms can be severe urticaria with accompanying symptoms of anaphylactic shock which can rnenyebabkan death.
Treatment of urticaria generally similar to other allergic diseases is to avoid the causes.
4. Atopic Dermatitis
Symptoms of atopic dermatitis in infants in the form of skin rashes reddish bump-bump, filled with fluid, a scab with cracked skin or blisters. These symptoms are often on the cheeks, elbows and side edges lower limb skin and can then spread to the groin area. In the next age, there are abnormalities in the elbow fold, fold the knees, neck and wrists. Skin becomes dry and thick, peeling and healing leaves paler colors or black. In older children, this disorder can affect the eyelid skin, hands and feet. It can sometimes be accompanied cataracts (eye lens opacities), and eye inflammation. Secondary infections can occur by bacteria that cause pus.
To cure this disease the most important thing is to overcome itching with antihistamine drug classes, avoiding air is too hot and dry and reduce transpiration. Scratching should be avoided because it can rnenyebabkan greater abnormalities and secondary infections. To prevent dryness can be given lanolin. In Violent disorder sterile gauze used to cover exposed skin. Antibiotics are given if there is a secondary infection.
5. Allergic conjunctivitis
Regarding the treatment of allergies in the eyes, to relieve the symptoms of eye drops are usually given low-dose steroids
6. Food Allergies
Chicken eggs are also often an important allergen in children, especially children with atopic dermatitis. Children who have allergies to eggs is also not necessarily have an allergy to chicken or chicken feathers, but can be an allergic reaction when administered vaccines are grown on egg yolk as measles vaccine.
Fish is a strong allergen, especially fish. Form of allergic reaction that often is in the form of urticaria or asthma. In children who are very sensitive to smell only the fish being cooked can also cause shortness of breath or wheezing. Other types of seafood (seafood) which often cause allergies are small shrimp, large shrimp (lobster) and crab. Symptoms often arise even urticaria. Allergies to foods are not necessarily allergic to fish.
Nuts such as peanuts, cashews and the like can cause a reaction but usually mild. Symptoms are usually itching in the throat.
Vegetables and fruits also can cause allergic reactions such as itching in the mouth. nature of allergy usually disappear when cooked for 2 minutes or placed in the freezer for 2 weeks. Allergens of the vegetables and fruits are often found in patients with allergic rhinitis who have an allergy to plant pollen. Children who have an allergy to vegetables and fruits are usually also allergic to nuts, apple, peach, cherry, pear and wortet. Oranges are also causes redness of the skin of babies and children.
Soybeans and the like have the nature of a low allergen. Soy beans are often used as a substitute for cow's milk in children who have allergies to cow's milk. Alergenitasnya properties will be reduced by heating.
Wheat usually can cause allergic reactions when inhaled in powder form. When you eat does not always cause an allergic reaction because wheat will digested by digestive enzymes in the stomach.

Precautions allergies
1. Avoidance
Avoidance actions will be successful if the cause / trigger unknown allergies. One way to find out is to trigger allergy skin test (allergy test) as well as a careful observation of everyday by parents of patients. From the results of the test are allergic to substances known to cause allergies. Some substances, especially foods sometimes there is no clear relationship between the test results with allergy symptoms. This is because children have a food allergy is not necessarily due to an allergy to the food itself, but allergies to substances the breakdown / metabolism of foods in the body. In addition to skin allergy test, inspection can also be done imunoglobulirn E levels in the blood specific to certain substances suspected to cause allergies.
2. How to live a good
How to live a good note on allergies people are getting enough rest, exercise regularly, defined discipline in diet and live in an environment with minimal allergen substances.
3. The use of drugs.
Giving preventive medicines in patients with chronic allergy / severe or frequent relapses. Giving immunotherapy / desensitization (immunization against allergens) only works if the patient has only allergic to one substance only.





Sunday, November 4, 2012

How to Process Foods for Baby

Dikutip dari salah satu buku menu sehat untuk bayi, ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengolah bahan makanan untuk bayi. 
  • Apel dan Pir. Pilihlah jenis yang manis kemudian kupas. Buang sumbu buah serta bijinya. Peras dengan juice extractor untuk mengambil airnya saja atau dengan blender untuk menyertakan daging buahnya. Bila ingin dibuat pure, sebaiknya buah dikukus terlebih dahulu
  • Pisang Ambon. Pilihlah yang benar-benar matang. Ambil daging buahnya mulai dari ujung hingga tengah. Haluskan dengan bantuan punggung sendok
  • Semangka. Pilihlah yang daging buahnya manis. Buang semua bijinya kemudian haluskan dengan blender
  • Jeruk. Pilihlah jeruk manis, seperti jenis keprok atau jeruk baby. Belah menjadi dua, kemudian buang bijinya. Peras airnya, kemudian saring
  • Alpukat. Pilihlah yang benar-benar tua. Belah dan buang bijinya. Cuci bagian dalamnya dengan air matang, kemudian ambil daging buahnya tipis-tipis dengan sendok
  • Jambu biji. Pilihlah yang matang, Kupas lalu buang seluruh bijinya. Haluskan daging buahnya dengan blender
  • Bayam merah/hijau. Ambilah daunnya, cuci, kemudian rebus sampai matang. Iris-iris halus atau bisa juga dengan menggunakan blender
  • Labu kuning. Pilihlah labu yang tua dan berdaging tebal. Kupas kulitnya, kemudian rebus sampai empuk, Haluskan dengan blender
  • Brokoli. Potong brokoli menurut kuntumnya, rebus sampai empuk. Haluskan dengan blender.
Happy cooking mommies

======================================================================

Quoted from one of the books healthy menus for babies, there are things that must be considered in processing foods for babies

  • Apples and Pears. Choose the type of sweet then peel. Remove the axis of fruit and seeds. Squeeze the juice extractor to fetch water alone or with a blender to include flesh. If you want to create pure, steamed fruit first
  • Bananas. Choose really matured. Take the flesh from the tip to the middle. Puree with the help of the back of a spoon
  • Watermelon. Pick the sweet flesh. Remove all the seeds then puree in blender
  • Oranges. Choose sweet orange, tangerine or orange like the kind of baby. Split into two, then remove the seeds. Squeeze the water, then strain
  • Avocado. Pick the really old. Halve and deseed. Wash it with lukewarm water, then take a thin layer of flesh with a spoon
  • Guava. Choose a ripe, peel and remove all the seeds. Puree the fruit in a blender
  • Spinach, red / green. Take the leaves, wash, then boil until cooked. Finely sliced ​​or can also use a blender
  • Pumpkin. Choose a pumpkin that is old and thick fleshy. Peel the skin, then boil until tender, puree in a blender
  • Broccoli. Cut broccoli flowerets under, boiled until tender. Puree in blender.
Happy cooking mommies

6 months of Happiness

6 months have been my age. I love my mom and dad are taking care of me. I know when this will come in 6 months from the days when I would be a fussy eater. Forgive me, because I was about to learn to feel the foods.

I love my mom and dad,,

Kiss kiss from me



Papaya Puree & Broccoli Porridge

Makanan apa yang terbaik di dunia ? Tentunya adalah buatan mama ku sendiri.

Beruntungnya aku memiliki Ibu yang meluangkan waktunya untuk mempersiapkan makanan dan nenek yang punya berbagai resep untuk dicoba.

Makanan yang aku coba pertama kali --> Bubur brokoli dan pure pepaya

Hari 1-4 mamaku memberikan pure pepaya. Mudah untuk mempersiapkan dan membuatnya.

Pure Pepaya
Bahan :
50 gram pepaya, potong dadu kecil
150 cc air matang

Cara membuat :
1. haluskan pepaya bersama air matang, saring dan tuang dalam mangkuk kecil
2. biasanya mamaku menambahkan sedikit ASI, aduk rata dan sajikan

Hari 4-8 ditambah dengan bubur brokoli

Bubur Brokoli
Bahan :
30 gram beras
50 gram brokoli, cincang
300 cc air tambah kaldu ayam
50 cc ASI

Cara membuat :
1. rebus 200 cc kaldu bersama beras hingga menjadi bubur, aduk rata dan angkat
2. setelah agak dingin, haluskan dengan blender
3. rebus brokoli dengan sisa kaldu hingga matang, angkat, haluskan dan blender bersama ASI
4. campur bubur dan brokoli kemudian di saring hingga halus


==================================================================


What is the best food in the world ? Of course homemade food by my mommy :).

How lucky am I have mom to spent her time preparing my foods and my grandma who have many recipes to try.

Baby Shafira first MPASI goes to --> Broccoli Porridge and Papaya Puree

In day 1-4 my mom gave me papaya puree. It is easy to prepare and make it

Papaya Puree
Ingredients :
50 grams of papaya cut into small dice
150 cc of boiled water

How to make :
1. papaya puree with boiled water, strain, pour in a small bowl
2. usually my mom add with breast milk little, stir and serve

Day 4-8 starting add with broccoli porridge.

Broccoli Porridge
Ingredients :
30 grams of rice
50 grams of broccoli, chopped
300 cc water added chicken broth
50 cc of breast milk

How to make :
1. 200 cc of chicken broth with boiled rice to be pureed, stir and lift
2. after a rather cool, puree in blender
3. boiled broccoli with the remaining broth until cooked, remove from heat, puree and blend with breast milk
4. mixed porridge and broccoli then filtered until smooth

Bakteri E Coli



BERHATI-hatilah meracik sendiri makanan untuk buah hati Anda. Selain memerhatikan faktor kebersihan, amati pula faktor keamanannya terutama ancaman dari bahaya bakteri yang menyusup di dalam makanan.

Dewasa ini, tak sedikit Moms masih memersiapkan sendiri Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) untuk bayi usia 6-12 bulan. Sayangnya, masih jarang dari mereka mengamati faktor keamanannya. Padahal, penyiapan MP-ASI lokal yang tidak higienis dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi dan menimbulkan penyakit salah satunya diare.

Menyoal diare, perlu diketahui bahwa 90 persen penderita diare ialah balita. Kuat dugaan jika makanan menjadi penyebab dari 70 persen kejadian diare tersebut, khususnya di negara berkembang.

Berkenaan dengan hal itu, promovendus Aria Kusuma melakukan penelitian lebih lanjut terhadap 599 bayi berusia 6-12 bulan dari 139 rumah tangga di Kabupaten Solok. Hasilnya, 72.46 persen MP-ASI lokal terkontaminasi bakteri Escherichia coli (E coli).

"Faktor yang paling berhubungan terhadap E coli pada penyajian MP-ASI lokal ialah keberadaan hewan yang berkeliaran di dalam rumah, kontaminasi tangan penjamah makanan, dan mengeringkan tangan dengan lap yang tidak terjamin kebersihannya," kata Aria yang ditemui pada “Disertasi Gelar Doktor” di Ruang Promosi Doktor, Gedung G Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok, Rabu (4/1/2012).

Upaya yang perlu dilakukan ialah mencegah berkeliarannya hewan di dalam rumah dapat dilakukan dengan cara sederhana, di antaranya mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir dan mencuci lap tangan setiap hari untuk menjamin kebersihannya sebelum penyiapan MP-ASI lokal kepada bayi berusia 6-12 bulan

sumber : http://lifestyle.okezone.com/read/2012/01/04/27/551401/awas-bakteri-e-coli-intai-makanan-bayi

Tantangan MPASI

Tantangan MPASI untuk setiap mommies di dunia beragam *lebayyy :). Mana yang harus lebih dahulu buahkah ? sayur kah ? tepung kah ? 

Sanking sayang anak semua informasi dicari dan alhasil berbeda-beda jawabannya ada yang better buah dulu. ada yang better sayur dulu ada yang better tepung beras dulu. Tapi in the end sebenarnya yang penting makanan yang diberikan harus bergizi dan sesuai dengan umur si baby. Jangan sampai makanan yang dikasih buat dia alergi atau kepadatan. 

Ini ada salah satu source yang menganjurkan bahwa bubur beras susu lebih dahulu which is Dsa baby Shafi juga nganjurin hal ini dahulu, but still mommies it's your choice to give anything to your lovely baby.

source : http://lifestyle.okezone.com/read/2011/12/09/27/540185/mpasi-pertama-bubur-beras-susu-lebih-baik

BINGUNG dengan ragam pendapat soal Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) pertama untuk si kecil? Tak perlu. Yuk, kita tanyakan langsung kepada ahlinya!  
Bubur Beras Susu Dulu

American Academy of Pediatrics merekomendasikan serealia – seperti beras atau gandum - sebagai makanan yang diberikan pertama kali untuk si kecil yang sudah siap MPASI, yakni usia 6 bulan!
 
Hal ini diamini oleh dr. Johnny Nurman, SpA dari Brawijaya Women and Children Hospital.
 
“Pada dasarnya, permulaan pemberian MPASI pada bayi dapat berupa bubur beras susu. Hal ini juga bertujuan agar dia tidak kaget dengan makanan pertamanya,” katanya.
 
Selain sederhana dan gampang dibuat sendiri di rumah, bubur beras juga diperkaya zat besi, tinggi kalori, rendah alergen, sangat mudah dicerna dan paling mudah diubah konsistensinya (kepadatannya).
 
Ya, untuk memperkenalkan makanan padat pertama pada bayi sebaiknya dimulai dari makanan yang teksturnya encer dan lembek – dibandingkan sayur atau buah - dengan rasa yang tidak jauh berbeda dengan ASI atau susu formula.
 
Moms juga bisa memperkenalkan bayi dengan jenis serealia lain seperti bubur susu gandum atau havermut (oatmeal). Rasanya tidak jauh berbeda dengan bubur susu beras.
 
4 Hari: Menu Sama

Perlu diingat, MPASI diberikan sedikit demi sedikit, misalnya 1 – 2 sendok pada saat pertama, dan jumlahnya bisa bertambah seiring perkembangan bayi. Agar bayi tidak bosan, Moms bisa memvariasikan menu makanannya.
 
Tetapi, sebelumnya, coba dulu dengan memberikan menu yang sama selama 4 hari berturut-turut. Ini bertujuan untuk mengetahui apakah si kecil mengalami tanda-tanda suatu alergi atau ketidakcocokan terhadap makanan yang diasup. Jika iya, maka Moms bisa menghentikan makanan penyebab alerginya dan menggantinya dengan asupan lain.
 
Hal ini juga membantu Moms untuk tahu apakah si kecil suka atau tidak dengan menu yang Momsberikan. Jika ia kurang suka dengan menu tersebut, setelah dua minggu atau satu bulan, coba berikan kembali. Siapa tahu saat itu ia akan lebih bisa mentolerir dan akhirnya menyukainya.
 
Buah atau Sayur Dulu?

Ahli gizi dari Texas, Amerika, Bridget Swinney, M.S., R.D., berpendapat bahwa tak ada aturan baku soal menu MPASI mana yang lebih dulu diperkenalkan pada bayi, buah atau sayur.
 
“Tak ada pula bedanya bagi kemudahan pencernaan bayi Anda.  Beberapa ahli menyarankan untuk mulai dengan buah dulu, karena itu manis, seperti ASI. Yang lain mengatakan karena dasarnya manusia menyukai rasa manis, maka perkenalkan dulu bayi dengan sayur. Agar bayi lebih mudah menerima sayuran sebelum diperkenalkan dengan buah yang rasanya manis,” ujarnya seperti dikutip pada Baby Center Experts.
 
Sabar dan Telaten

“Tidak peduli apa makanannya, hanya perlu waktu dan ketekunan untuk memperkenalkan satu makanan baru pada bayi. Jika Anda memulai dengan mengenalkan buah, pisang, apel, atau alpukat baik untuk diberikan. Sebaliknya, jika Anda memilih sayur, pilihlah sayur dengan rasa yang ringan seperti wortel, labu, kacang polong, atau kacang hijau. Anda bisa menumbuknya halus dan mencampurkannya dengan ASI atau susu formula,” kata Bridget.
 
Tekstur Halus

Mengingat tekstur buah lebih halus dibandingkan sayur dan rasanya yang lebih manis, dr. Johnny menyarankan untuk memperkenalkan buah dulu – utamanya pisang – pada bayi.
 
“Selain rasanya yang manis, pisang sangat mudah dilumatkan dan ditambahkan susu agar encer. Pisang juga mengandung kalori yang tinggi sehingga cepat mengenyangkan,” jelas dr. Johnny.
 
Lalu sambungnya, “Alasan tidak langsung diberi sayur sebagai menu MPASI karena pemberian MPASI harus secara bertahap, tekstur makanannya harus dimulai dengan yang sangat encer dan lembek seperti ASI, kemudian kental/pekat, agak kasar, hingga potongan kasar atau utuh,” urai dr. Johnny.
 
Sayur, menurutnya, bisa diperkenalkan pada bayi setelah berusia 7 bulan. Dan, ukuran kebutuhan sayur hanya ¼ - ½  gelas minum/kali sesuai usia anak tersebut.
 
Protein: Menu Selanjutnya

Moms bisa memasukkan protein hewani seperti hati ayam atau daging ayam pada makanan si kecil, tetapi tunggu setidaknya hingga usianya 8 atau 9 bulan, menyesuaikan dengan kesiapan fungsi ginjalnya.
 
Tak perlu menambahkan garam, margarin, keju dan susu sapi segar pada makanan si kecil. Pasalnya, keempat bahan tersebut mengandung natrium yang cukup tinggi dan ditakutkan fungsi ginjal si kecil belum sempurna. Lagipula, diuraikan dr. Johnny, bayi tidak mengenal rasa asin terutama yang usianya kurang dari 12 bulan.
 
Sebagai penggantinya, Moms bisa memberikan olive oil (minyak zaitun) atau minyak kelapa (virgin coconut oil) sebanyak satu sendok teh saja sebagai penambah rasa. (Sumber: Tabloid Mom & Kiddie)

Nah mommies, kita sebagai parents boleh gain sebanyak-banyaknya yang perlu kita ketahui, but in the end kita harus liat baby kita dan juga reaksi si baby dari makanan yang kita berikan.
Tetap semangat yah bunda,,

MPASI Things

Hello para mommies,

Long time long see ya, secara mommy ku sudah masuk kerja dan sibuk cari uang buat aku :) (I love you mom).
Baby Shafira sekarang usia nya 6 bulan 10 haro dunks beratnya bulan lalu 7kg. Aku udah mulai MPASI, horee finally makan setelah liat eyangnya makan minum aku udah julur julurin lidah mau cicipin.

Mommy aku sekarang sejak MPASI sibuk banget cari peralatan, cari menu makanan :) but I am happy seeing my mom busy preparing my foods :)

Hasil belanjaan mommy selama aku mulai MPASI

Peralatan :

  1. Takahi slow cooker--> buat bikin nasi tim (padahal aku belum mamam nasi tim) --> mamak yang super heboh semua dibeli :p
  2. Food maker set --> dari grinder, saringan, parutan sampai perasan jeruk
  3. Baby feeding set
  4. Blender --> pastinya buat makanan aku jadi halus semua
  5. Cube tempat penyimpan MPASI --> karena makanan aku sehari gak habis, jadi disimpan untuk dimasukkin ke freezer
  6. Kukusan --> buat hangatin makanan yang disimpan di freezer
  7. Mesh feeder  --> bisa ditaruh buah di dalamnya terus buat diemut2 
  8. Buku resep :) 

Mamaku yang super heboh juga gak ketinggalan beli peluru tempur MPASI, semua di stock di rumah :
Foods :

  1. buah : pepaya california, pear, guava, jeruk baby
  2. sayur : brokoli, wortel
  3. tepung beras merah
  4. kentang
  5. Ayam 

No sugar and salt juga ya buat dikasih ke baby. Nanti mommy sharing pengalaman ya udah buat apa aja untuk MPASI aku :)